eaJ also known as Jae Park tampil selama dua malam di gelaran Prambanan Jazz Festival 2025. Dalam wawancara bersama Volix, ia mengungkap pengalamannya di Indonesia yang ia sebut sebagai “sebuah sinema” dan menyebut panggung di Candi Prambanan sebagai kehormatan besar. “Aku masih dalam sedikit ketidakpercayaan,” ujarnya.
Pengalaman Pertama di Prambanan Jazz Fest 2025

Penampilannya tidak lepas dari tantangan teknis. Pada malam pertama, peralatan sempat hilang satu jam sebelum naik panggung. Meski demikian, dengan bantuan kru profesional, pertunjukan tetap berjalan. “Penonton luar biasa. Itu akan jadi kenangan jangka panjang,” katanya.
Dukungan Atas Gaza
eaJ sempat menyuarakan dukungan untuk Palestina di akhir penampilannya pada malam pertama. “Malam pertama itu aksi spontan. Tapi bola pantai berwarna bendera Palestina memang sudah direncanakan,” jelasnya.
Saat banyak orang berterima kasih atas sikap tersebut, ia mengungkapkan kebingungannya terhadap diamnya banyak publik figur. “Aku rasa ini common sense. Gak ada anak yang pantas kehilangan nyawa.”
Menonton Bernadya secara Live
Selama di Indonesia, ia juga sempat menghadiri festival lokal dan menonton musisi Indonesia, Bernadya. “Aku gak tahu apa yang dia nyanyikan, gak ngerti bahasanya. Tapi, aku merasa hangat,” ujarnya. Ia mengaku sering mendengarkan lagu-lagu Bernadya saat bekerja atau live streaming. “Dia pasti ada di playlist musikku.”
Rilis EP Terbaru, ‘1’
eaJ juga membahas EP terbarunya bertajuk 1, yang menjadi bagian dari trilogi proyek musik. Menurutnya, empat lagu dalam EP tersebut menandai langkah besar secara emosional. Salah satunya, lagu ‘Pause,’ disebut sebagai lagu bahagia pertamanya tanpa nuansa sedih. “Mungkin aku mulai mengizinkan diriku untuk bahagia,” ungkap eaJ.
eaJ dulu menulis lagu untuk melarikan diri dari batasan kreativitas. Kini ia hanya menulis tentang dirinya sendiri, dengan proses yang lebih jujur dan emosional. Musisi Korea-Amerika tersebut juga menulis lagu dengan memilih top line dari musik yang sudah jadi, lalu menambahkan lirik. Sekarang, ia menulis lirik dan melodi secara bersamaan.
“Cara itu mengubah segalanya buatku,” ujarnya.
Di akhir wawancara, ia menyampaikan satu harapan: bisa keliling dunia dan tampil untuk semua orang yang pernah menyelamatkannya. “Aku hidup untuk mereka. Dan untuk Tuhan. Terima kasih atas dukungan mereka.”
