Connect with us

Hi, what are you looking for?

Finance

7 Negara yang Pernah Redenominasi Mata Uang

Redenominasi Mata Uang
Redenominasi Mata Uang

Redenominasi Mata Uang sering jadi topik hangat setiap kali ekonomi sebuah negara dianggap perlu penyesuaian nilai uang. Intinya, redenominasi berarti penyederhanaan nilai nominal tanpa mengubah daya beli.

Misalnya, 1.000 rupiah menjadi 1 rupiah, tapi harga barang tetap sama. Beberapa negara sudah pernah mencobanya demi menata kembali sistem moneter yang terlalu gemuk jumlah nolnya. Nah, menariknya, hasil dari kebijakan ini beda-beda di setiap negara.

7 Negara yang Pernah Menerapkan Redenominasi Mata Uang

1. Jerman

Setelah Perang Dunia II, Jerman menghadapi inflasi besar yang membuat uang Reichsmark nyaris tidak berharga. Pemerintah akhirnya mengganti mata uang tersebut menjadi Deutsche Mark pada 1948.

Langkah ini jadi bagian penting dari pemulihan ekonomi Jerman Barat dan menciptakan stabilitas keuangan yang solid. Banyak ekonom menyebut redenominasi ini sebagai awal baru bagi Jerman pasca perang.

2. Brasil

Brasil beberapa kali melakukan redenominasi mata uang sejak 1942 karena inflasi yang tidak terkendali. Uang Cruzeiro, Cruzeiro Novo, hingga Real pernah berganti hanya dalam hitungan dekade. 

Upaya terbesar terjadi pada 1994 lewat program Real Plan yang meluncurkan mata uang baru, Real (BRL), dan kali ini akhirnya berhasil. Inflasi tahunan yang tadinya ribuan persen turun drastis hanya beberapa bulan setelah kebijakan diterapkan.

Baca Juga: Putusan MK: Pasal Pencemaran Nama Baik UU ITE Tak Bisa Dipakai Pemerintah untuk Jerat Seseorang

3. Argentina

Mata Uang Argentina

Negara Amerika Selatan ini juga punya sejarah panjang soal redenominasi. Sejak 1970-an, Argentina tercatat sudah enam kali melakukan penggantian mata uang. 

Tujuannya jelas, memerangi inflasi yang terus menggila. Pada 1983, pemerintah mengganti Peso Ley menjadi Peso Argentino, lalu ke Austral, hingga kembali ke Peso saat ini pada 1992. Meski begitu, kebijakan ini belum sepenuhnya menyembuhkan ekonomi mereka yang masih fluktuatif sampai sekarang.

4. Turki

Kalau lo masih ingat, dulu 1 dolar Amerika setara dengan jutaan Lira Turki. Nah, pada 2005 pemerintah Turki akhirnya menghapus enam nol dari nominal uang melalui redenominasi besar-besaran.

Hasilnya cukup positif, nilai tukar jadi lebih masuk akal dan kepercayaan publik terhadap Lira meningkat. Setelah situasi membaik, nama baru lira bahkan dikembalikan ke bentuk aslinya tanpa embel-embel baru pada 2009.

5. Zimbabwe

Zimbabwe jadi contoh ekstrem redenominasi akibat hiperinflasi parah di akhir 2000-an. Harga satu roti bisa naik dua kali lipat dalam sehari. Pemerintah sudah tiga kali melakukan redenominasi, menghapus tiga, sepuluh, bahkan dua belas nol dari mata uangnya. 

Namun karena inflasinya kelewat besar, kebijakan tersebut tidak banyak membantu. Akhirnya, dolar AS dan Rand Afrika Selatan sempat dipakai sebagai mata uang resmi.

6. Polandia

Setelah keluar dari sistem ekonomi komunis, Polandia pada 1995 mengganti mata uang Zloty lama dengan Zloty baru, menghapus empat nol dari nominal. Redenominasi ini berjalan sukses karena dilakukan bersamaan dengan reformasi ekonomi yang kuat. Stabilitas harga dan kepercayaan masyarakat pun ikut meningkat, menjadikan Polandia salah satu contoh positif dalam menerapkan kebijakan ini.

7. Rusia

Selepas kejatuhan Uni Soviet, Rusia menghadapi masa sulit dengan inflasi tinggi. Pada 1998, pemerintah Rusia memperkenalkan redenominasi untuk menghapus tiga nol dari rubel. Langkah ini bertujuan mengembalikan kepercayaan terhadap sistem keuangan nasional.

Walau efeknya tidak langsung signifikan, kebijakan ini membantu penyederhanaan sistem akuntansi dan transaksi, terutama di sektor publik.

Dari beberapa pengalaman negara-negara yang pernah menerapkan redenominasi, bisa dikatakan kebijakan tersebut tidak selalu berhasil. Setiap negara punya tantangan berbeda.

Redenominasi Mata Uang bisa berhasil jika didukung oleh ekonomi yang stabil, kebijakan fiskal yang disiplin, dan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. 

Tanpanya, perubahan nilai hanya akan jadi simbol kosmetik yang tidak berdampak nyata pada daya beli. Jadi, kalau redenominasi kembali dibahas di Indonesia, penting bagi lo untuk lihat bukan cuma soal penghapusan nol, tapi kesiapan ekonomi di baliknya.

Baca Juga: Viral 17+8 di Medsos, Ini Isi dan Penjelasan Lengkap!

Click to comment
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments