Connect with us

Hi, what are you looking for?

Education

‘Galgah’ Lawan Kata ‘Haus’ Resmi Masuk KBBI

Galgah
'Galgah'

Kosakata ‘Galgah’ ramai diperbincangkan di sosial media. ‘Galgah’ baru masuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang merupakan lawan kata haus.

Kepala Badan Bahasa Hafidz Muksin menjelaskan proses masuknya kata ‘Galgah’ dalam KBBI adalah usulan dari editor eksternal KBBI. Usulan ini awalnya karena ada konten yang membahas soal kata ‘Palum’.

Dalam KBBI, ‘palum’ artinya sudah puas minum; hilang rasa haus. Kata ‘palum’ ini kemudian dijadikan konten di medsos Badan Bahasa yang akhirnya menjadi perbincangan banyak orang.

Karena konten itulah lalu muncul banyak komentar yang menyebut bahwa kata berarti serupa sebenarnya sudah ada cukup lama di media sosial. Kata itu adalah ‘galgah’.

Dari lini masa media sosial disebutkan bahwa ‘galgah’ merupakan kata yang diciptakan oleh seorang influencer yang juga seorang musisi yang namanya cukup terkenal di media sosial, Bunga Reyza.

Baca Juga: 100 Kosa Kata Bahasa Jaksel yang Viral di Sosmed

Popularitas kata ‘galgah’ di dunia maya tak lepas dari peran kreator konten Bunga Reyza, yang pertama kali memperkenalkannya lewat unggahan media sosialnya.

Bunga Reyza dikenal lewat gaya humor yang ringan dan kreatif, Bunga sering menciptakan istilah-istilah unik seperti ‘Mingse’ yang berarti masa transisi dari Minggu ke Senin, dan ‘Dongblang’ untuk menyebut sesuatu yang absurd.

Sementara itu kata ‘galgah’ berasal dari lelucon kemudian viral dan menyebar luas di kalangan pengguna media sosial, terutama Gen Z. Fenomena ini akhirnya menarik perhatian Badan Bahasa.

Kata ini merupakan onomatope, tiruan bunyi, yang tidak mempunyai etimologi karena merupakan hasil kreatifitas penciptanya. Akhirnya kata ‘galgah’ masuk ke dalam KBBI sebagai bentuk tidak baku alias informal.

‘Galgah’ Informal, ‘Palum’ Baku

Galgah Resmi Masuk KBBI Photo by Pexel

Meski kata “galgah” kini ramai diperbincangkan karena telah masuk ke dalam KBBI sebagai lawan kata dari “haus”, Badan Bahasa ternyata memiliki pandangan berbeda.

Lembaga tersebut tetap merekomendasikan penggunaan kata “palum” sebagai istilah baku untuk lawan kata haus. ‘Palum’ dianggap lebih sesuai secara linguistik.

Selain memiliki bunyi yang lebih eufonik, kata ‘palum’ juga diambil dari hasil inventarisasi kosakata bahasa daerah, tepatnya dari bahasa Batak. Pendekatan ini merupakan bagian dari program nasional untuk memperkaya bahasa Indonesia melalui pelestarian dan pengembangan kosakata lokal.

Program inventarisasi kosakata daerah ini telah berlangsung selama beberapa tahun. Pada tahun 2024, salah satu hasilnya adalah pengesahan kata ‘palum’ sebagai bentuk nyata keberpihakan Badan Bahasa terhadap bahasa daerah yang berperan besar dalam memperkaya khazanah bahasa Indonesia.

Baca Juga: 5 Kosakata Gen Z Beserta Artinya dan Cara Penggunaanya

Click to comment
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments