Badan Risit dan Inovasi Nasional (BRIN), mengungkapkan alasan mengapa cuaca saat ini begitu panas ekstrem. Bahkan suhunya bisa mencapai 35-38 derajat celcius. Ini alasannya.
Sebagaimana dihimpun informasinya dari media sosial resmi BRIN Indonesia, Personal Weather Station mencatat suhu tertinggi antara jam 11.00 – 16.00 WIB. Mereka menyebutkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), untuk wilayah yang paling terdampak panas di antaranya Nusa Tenggara, Jawa, Kalimantan (barat dan tengah), Sulawesi (selatan dan tenggara), dan beberapa wilayah Papua.
Diperkirakan kalau cuaca panas ekstrem ini akan bertahan hingga akhir Oktober 2025. Namun mereka mengingatkan, jika hujan belum turun secara merata di sebagaian besar wilayah Jawa, periode suhu tinggi bisa berlangsung sampai November 2025.
Baca Juga: 5 Minuman Sehat untuk Penderita Asam Lambung
Lantas apa penyebab terjadinya panas ekstrem? Berikut penjelasanya dari BRIN dan BMKG.
BRIN
- Posisi semu mataharai berada di selatan ekuator, membuat sinar matahari jatuh lebih tegak, sehingga suhu siang hari meningkat.
- Pembentukan bibit siklon tropis 96W di Laut Filipina yang membuat awan terkonsentrasi di Belahan Bumi Utara.
- Akibatnya, wilayah di selatan ekuator minim awan dan terasa lebih panas di siang hari.
BRIN menyampaikan, di kota besar seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, Pekanbaru, dan Jambi, panasnya semakin terasa dari tahun ke tahun.
Selain perubahan iklim, aktivitas manusia, industri dan berkurangnya ruang hijau juga memicu fenomena pulau panas perkotaan (urban heat island) yang membuat suhunya semakin tinggi.
“Fenomena panas ekstrem yang berlangsung selama beberapa hari ini disebut hot spell. Kondisi ini menjadi bukti nyata perubahan iklim di Indonesia, yang kini terjadi lebih sering dan lebih intens setiap tahun. Karena itu, pemerintah diharapkan memprioritaskan penerapan solusi berbasis alam dan modifikasi mikroklimat untuk mengurangi dampaknya,” kata Profesor Riset Bidang Iklim dan Cuaca Ekstream, Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Prof. Erma Yulihastin.
BRIN menyarankan kepada Masyarakat untuk menggunakan tabir surya dengan SPF 45-50 saat beraktivitas siang hari. Selain itu, mereka meminta kepada masyarakat untuk perbanyak minum air agar tubuh tidak dehidrasi. Kemudian, bagi yang hobi berolahraga di luar ruangan, sebaikanya melakukannya pada pukul 07.00 – 09.00 atau 17.00 – 19.00 WIB.
BMKG
- Saat ini, gerak semu Matahari sudah berada sedikit di selatan ekuator. Akibatnya, wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan, menerima penyinaran matahari yang sangat intens.
- Angin timuran yang bertiup dari Benua Australia membawa massa udara kering. Udara kering ini membuat awan sulit terbentuk, sehingga panas Matahari terasa lebih baik di permukaan.
- Meskipun sebagian wilayah sudah memasuki musim hujan, pembentukan awan hujan di beberapa wilayah masih minim, sehingga panas matahari langsung memancar ke permukaan bumi tanpa penghalang, membuat suhu terasa jauh lebih panas terutama pada siang hari.
BMKG menyarankan kepada masyarakat untuk menjaga kesehatan dan minum air putih yang cukup. Lalu meminta kepada masyarakat untuk menghindari paparan langsung sinar Matahari terlalu lama.
Baca Juga: Dua Pendaki Puncak Carstensz Pyramid Meninggal usai Terjebak Cuaca Buruk
