Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri (PM) Israel, berkesempatan untuk menyampaikan pidato di atas podium Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York pada Jumat (26/9) waktu setempat.
Pidato tersebut merupakan bagian dari Sidang Umum PBB ke-80 di hari ke-4. Netanyahu mewakili Israel untuk giliran menyampaikan pesan-pesan dari pemerintahannya menyusul delegasi dunia lain seperti Donald Trump dan Prabowo Subianto di hari-hari sebelumnya.
Bedanya, Netanyahu mendapat perlakuan yang di luar normal dari para delegasi di aula markas. Ketika dirinya sedang bersiap untuk menyampaikan pidato, banyak delegasi yang mulai beranjak dari masing-masing kursi dan keluar dari aula.
Aksi walk out tersebut mengejutkan Netanyahu yang mencoba untuk mengembalikan suasana hening di aula.
“Mohon tertib di dalam aula,” Netanyahu sebut berkali-kali mencoba untuk menarik para delegasi yang walk out.
Sementara itu, ada pula suara tepuk tangan dan sorakan mengiringi walk out para delegasi. Entah apakah mereka semua memuji aksi walk out atau justru menyemangati Netanyahu yang kesusahan mengembalikan aula ke suasana tertib.
Aksi walk out tersebut menyisakan bangku-bangku kosong dalam jumlah yang cukup banyak dalam aula. Walau begitu, hal tersebut tidak menghentikan Netanyahu untuk lanjut menyampaikan pesan-pesannya.
Dalam pidatonya, Netanyahu kembali bicara seputar ancaman Hamas, Hizbullah, Houthi, dan Iran terhadap Israel. Ia terus meminta agar Hamas membebaskan para sandera perang, dan jika tidak maka Israel akan terus memberi perlawanan.
Dalam salah satu momen, Netanyahu bahkan menyinggung pidato Prabowo tentang ide Two-State Solution yang Presiden RI tersebut setujui sebagai jalan penengah antara Israel dan Palestina.
“Saya memperhatikan pernyataan yang optimistis dari Presiden Indonesia (Prabowo Subianto). Indonesia adalah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia,” ujar Netanyahu.
Baca juga: Pemuda 20 Tahun Dirikan Negara “Verdis” dengan Populasi 400 Penduduk.
