Tiga mahasiswa Departemen Teknik Biomedik ITS (Institut Teknologi Sepuluh November), Rima Amalia, Mu’afa Ali Syakir, dan Firdausa Sonna Anggara Resta, berhasil menciptakan kasur yang mampu mendeteksi tanda-tanda gangguan tidur sang pemakai, terutama penyakit OSA (Obstructive Sleep Apnea). Kasur tersebut bernama “I-Sleep”.
Ketiga mahasiswa yang menjuluki diri tim “Slumber Squad” ini merancang I-Sleep karena mereka menyadari bahwa masyarakat sering mengeluhkan proses deteksi penyakit OSA yang memakan waktu lama dan memerlukan alat yang rumit. Kabel-kabel menjuntai dari alat pendeteksi OSA pada umumnya dapat menimbulkan risiko bagi penggunanya, seperti reaksi gatal dan iritasi dalam jangka panjang. I-Sleep diharapkan bisa menjadi solusi yang lebih nyaman dan praktis untuk mendeteksi penyakit tersebut.
I-Sleep memiliki bentuk yang tipis dan mudah dibawa kemana-mana. Penggunaannya pun sederhana yaitu hanya memerlukan penggunanya untuk berbaring dan membiarkan komponen kasur bekerja mendeteksi kejanggalan dari dalam tubuh. Kasur ini dilengkapi dengan elektroda-elektroda yang mampu menangkap sinyal-sinyal dan dikirim langsung ke machine learning untuk dideteksi. Setelah terkirim, sinyal-sinyal tersebut akan diolah dan dianalisis secara lebih dalam lagi melalui beberapa tahapan dalam mesin. Sejauh ini, akurasi deteksinya tercatat sebesar 92%.
Berkat penemuan ini, tim Slumber Squad sukses meraih juara dua dalam ajang Gemastik XVI tahun 2023 untuk kategori Piranti Cerdas, Sistem Benam, dan Internet of Things (IoT). Dilansir dari situs resmi ITS, Rima Amalia, sebagai perwakilan tim, berharap I-Sleep segera diproduksi secara massal karena inovasi ini bisa membantu banyak orang serta memiliki potensi besar dalam dunia kesehatan jika diteruskan pengembangannya.