Para peneliti di University of Tokyo, Jepang telah membagikan hasil temuan mereka tentang memasang kulit buatan laboratorium di permukaan wajah robot untuk melindunginya serta untuk memberinya kemampuan ekspresif manusia.
Dilansir dari The New York Times, masker kulit yang mereka ciptakan memiliki tekstur yang lunak dan fleksibel hingga mampu menciptakan kesan kulit manusia yang mampu bergerak gerik. Masker tersebut dikembangkan dari sel kulit manusia asli untuk menciptakan kesan nyata dari tampak luar.
Walaupun baru berada dalam tahap prototipe, masker tersebut sudah dapat dibentuk hingga mampu mimik ekspresi sederhana wajah manusia seperti tersenyum. Untuk sekarang, tampilannya masih serupa dengan jeli lunak atau figur claymation berlendir.
Prototipe-prototipe tersebut diharapkan mampu membuka pintu untuk pengembangan robot-robot yang lebih canggih di masa yang akan datang, dengan lapisan eksterior yang lentur dan cukup padat untuk melindungi robot serta untuk memberinya tampilan yang lebih humanis.
Selebihnya, para peneliti ingin terus mengembangkan kulit buatan tersebut untuk memiliki kemampuan lebih seperti memperbaiki diri atau regenerasi dari kerusakan untuk memberinya masa hidup lebih panjang.
Menurut Shoji Takeuchi, profesor University of Tokyo dan kepala penelitian, penemuan tersebut akan membawa banyak manfaat untuk implementasi peran robot dalam kehidupan sehari-hari.
“Wajah-wajah humanis dan ekspresif meningkatkan komunikasi dan empati dalam hubungan manusia-robot, meningkatkan efektivitas robot dalam penanganan medis, dan peran pelayanan masyarakat,” menurutnya.
Pada Oktober 2023, pemerintah Tiongkok mengumumkan bahwa mereka menargetkan produksi massal robot humanoid pada 2025. Hal tersebut diharapkan mampu membawa dampak positif terhadap produktivitas industri negeri secara keseluruhan.