Apabila bicara seputar jersey yang pernah dipakai oleh skuad timnas Indonesia terutama saat bertanding di luar negeri, nama Fajar Ramadhan kerap kali muncul di perbincangan tersebut.
Bagaimana tidak? Pria berusia 33 tahun tersebut merupakan salah satu desainer profesional yang pernah ikut serta dalam perancangan jersey timnas yang sempat booming di awal 2020-an. Seiring waktu berjalan, para penggemar mulai sepakat bahwa jersey buatan Fajar merupakan salah satu lini jersey terbaik dalam sejarah timnas.
Namun, karya Fajar tidak berhenti di situ saja. Jangkauannya akhir-akhir ini mulai mendunia sehingga ia mulai menggarap target yang jauh lebih tinggi dari yang pernah ia pikirkan sebelumnya.
Kali ini, Volix berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan Fajar Ramadhan, atau yang lebih dikenal sebagai ‘Fajarrusalem’ di media sosial, pada Selasa (3/9).
Dalam perbincangan daring tersebut, Fajar kilas balik ke latar belakangnya sampai ia dapat bergabung dengan tim yang berperan besar dalam pembuatan jersey Timnas. Ia juga berbagi lebih lanjut tentang pengalamannya membuat jersey-jersey lain di luar Timnas sampai melambungkan namanya di industri kreatif Indonesia.
Latar Belakang
Fajar tumbuh menggemari dunia sepak bola dan sudah memiliki hobi menggambar sejak SMP. Namun, ia belum mulai minat mendesain jersey bola sampai ia duduk di bangku kuliah, tepatnya di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya di jurusan Desain Produk Industri.
“Mulai gambarnya baru di bangku kuliah saya suka gambar jersey karena suka ngeliat jersey-jersey sepak bola itu, bagus. Waktu itu belum bisa beli yang original, cuman sekedar mengagumi doang. Mungkin berangkat dari situ saya tertarik untuk mengulik, akhirnya jadi suka, jadi kerjaan beneran. Alhamdulillah,” jelas Fajar.
Awalnya, Fajar juga sempat mempertimbangkan kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM), namun ia berpaling dari ide tersebut karena ia tidak menemukan jurusan yang ia cari pada saat itu di UGM yakni jurusan desain.
Namun, hal tersebut tidak menghentikannya untuk tetap berkontribusi untuk UGM dalam bentuk perancangan jersey tim sepak bola kampus yand dipakai di kalangan mahasiswa di UGM. Hal tersebut mampu ia capai berkat kolaborasi dengan Almer Apparel, brand retail ternama di Yogyakarta, pada 2024.
“Dulu ada dua orang yang saya korespondensi ketika ngerjain tugas akhir. Ada namanya Mas Raka, dulu dia desainer di League (Sportswear). Sama satu lagi ada Jason Lee, dulu dia itu desainernya Adidas sama Puma,” ujar Fajar tentang dua sosok penting yang menginspirasinya untuk mengejar karir dalam bidang desain apparel.
Mereka mendorongnya untuk terus menekuni apa yang ia suka. Kelak, hal tersebut mampu menjadi sumber pendapatan bagi Fajar apabila ia tetap tekun dan giat di jalannya.
Kemudian, Fajar mulai membagikan desain-desain jersey miliknya melalui berbagai kanal di Internet. Pada saat itu, ia masih bergantung pada blogspot, Kaskus, dan Facebook untuk membagikan karyanya kepada dunia. Akhirnya, ia mulai dilirik dan mendapatkan pekerjaan di beberapa brand retail sejak 2015.
Puncak karir Fajar sejauh ini yaitu menjadi bagian dari Mills, brand sportswear dan apparel lokal yang telah mendunia. Lewat Mills, Fajar mulai menjadi lebih dikenal dan mampu berperan lebih dalam memajukan dunia sepak bola Indonesia.
Karir Bersama Mills - Timnas
Sebagai anggota Mills, Fajar mengemban tugas yang tentunya tidak kaleng-kaleng. Dirinya langsung menjadi bagian tim yang menghasilkan lini jersey Timnas dan nantinya untuk klub Inggris Tranmere Rovers.
Didirikan pada 2018, Mills sendiri merupakan brand retail lokal yang bermarkas utama di Jakarta. Pada 2020, Mills menjadi mitra PSSI untuk memproduksi apparel dan sportswear resmi timnas, termasuk jersey, menggantikan brand Nike.
Fajar kebetulan bergabung dengan Mills di tahun yang sama. Ia langsung terjun bebas ke dalam proyek Mills bersama PSSI yang akhirnya mengukir namanya sebagai salah satu perancang resmi jersey away timnas di awal 2020-an.
Di awal masa transisi mitra tersebut, Fajar mengaku bahwa Mills tidak mendapatkan resepsi yang sepenuhnya mulus dari para penggemar bola Indonesia. Hal tersebut tentunya berubah seiring waktu berjalan, dan akhirnya karya Mills menjadi sangat digemari saat ini.
“Pertama dulu Mills rilis dengan timnas itu ga langsung mulus. Kita kena juga sama netizen. Tapi ya kita ambil aja semua feedback, kita jadikan pecut buat jadi lebih baik lagi. Kita ga reaksi yang gimana-gimana, kita buktiin dengan karya yang selanjutnya dirilis tuh bagus,” jelas Fajar.
Pada 2022, Fajar dan Mills merilis seri kedua jersey home dan away Timnas yang lebih mendapatkan respon positif dari masyarakat. Di masa-masa ini lah Mills mulai membangun fanbase-nya sendiri di kalangan peminat sepak bola dan kolektor apparel bola dalam negeri.
Hubungan mitra antara PSSI dan Mills hanya bertahan selama kurang lebih empat tahun. Pada pertengahan 2024, PSSI mengumumkan kerja sama baru dengan brand Erspo milik Erigo. Lantas, para penggemar menyayangkan akhirnya kerja sama tersebut dan berterima kasih kepada Mills yang telah menemani Timnas selama awal 2020-an.
Kerja sama Mills dengan PSSI membuka pintu bagi mereka, termasuk Fajar, untuk semakin memperlebar portfolio kemitraannya. Hal tersebut hadir dalam bentuk kolaborasi antara Mills dan klub asal Inggris, Tranmere Rovers.
Karir Bersama Mills - Tranmere Rovers F.C.
Kolaborasi mendunia ini hadir berkat bantuan Santini Group, salah satu pihak yang memegang saham Tranmere Rovers. Mereka merupakan grup asal Indonesia yang mengusulkan brand lokal untuk menghasilkan apparel-apparel resmi klub. Dari situlah Mills mulai terlibat.
Kini, Mills dan Tranmere sudah memasuki tahun keempat kemitraannya dan masih akan berlanjut. Fajar mengaku bahwa bekerja untuk Tranmere terasa lebih berbeda dari saat ia bekerja untuk mitra-mitra lokal, terutama karena kebudayaan Inggris yang lebih strict.
“Orang sana itu lebih respect dengan timeline, ibaratnya gitu. Lebih smooth, lebih jelas direction-nya, dan itu tadi yang paling pertama, timeline dari mereka itu jauh lebih ideal daripada dengan yang dikerjakan sama yang lokal-lokal,” jelas Fajar.
Tahun ini, Tranmere Rovers memperkenalkan 140th Anniversary home kit yang meliputi jersey baru rancangan Fajar dan Mills dalam rangka merayakan 140 tahun didirikannya klub tersebut. Sejauh ini, respon terhadap lini tersebut sangat positif, baik dari klub maupun para penggemar dan kalangan kolektor.
“Proyek Anniversary ini tuh merupakan salah satu yang paling smooth yang pernah dikerjakan oleh Mills dan Tranmere. Waktu (pengerjaan) panjang, terus brief-nya jelas, tektokan-nya juga enak dan ga ngejelimet gitu. Pokoknya sesuai lah dengan porsinya masing-masing,” menurut Fajar.
“Dari tim yang kerja sama dengan Mills itu puas, sales-nya yang sekarang paling bagus. Dan mereka udah minta repeat order lagi. Terus kalo dari fans, mereka juga happy karena sebelumnya paling mereka tuh dapetnya cuman template, teamwear, sedangkan kita dari Mills bikinin Tranmere yang spesial, bespoke, yang memang untuk dia aja.”
Pesan dan Refleksi
Selama di Mills, Fajar mengaku bahwa ia mendapatkan kebebasan yang cukup untuk mengekspresikan ide-idenya dalam perancangan jersey. Ia berterima kasih kepada Mills yang telah membantunya membangun karir di industri kreatif, mengonversi sesuatu yang ia gemari menjadi sumber pendapatan stabil.
“Selama di Mills udah dikasih kesempatan banyak untuk berkarya banyak banget. Kolab sama klub-klub, kolab dengan timnas, Tranmere Rovers bahkan dari luar negeri, dan dengan Kemenpora. Saya yang berterima kasih banyak sama Mills, dari mereka udah ngasih kesempatan untuk berkarya yang luar biasa, yang hasilnya bisa dinikmati banyak orang,” menurut Fajar.
Sejauh ini, karya pribadi yang paling ia banggakan yaitu semua koleksi jersey yang ia rancang untuk timnas. Menurutnya, hal tersebut masih terasa sureal, dari awalnya yang dirinya hanya bisa menggambar hingga akhirnya dapat dikenakan oleh para pemain di lapangan.
Walau sudah terkesan menggapai langit bersama Mills, perjalanan karir Fajar masih akan terus berlanjut dengan target-target yang lebih besar pula. Atasannya di Mills mengatakan bahwa momen di mana brand mereka sudah mendunia, artinya target mereka juga akan semakin tinggi pula demi mempertahankan sekaligus mengembangkan reputasi yang mereka telah bangun.
Selebihnya, sebagai penggemar berat Liverpool, Fajar juga berharap agar dirinya dapat membuat jersey untuk klub ternama asal Inggris tersebut suatu saat nanti. Tentunya, hal tersebut tak akan tercapai tanpa ketekunan dan kegemaran yang ia miliki untuk pekerjaannya saat ini.
Dari situ, Fajar sekalian menyampaikan pesan bagi mereka yang ingin mengikuti jejaknya juga, baik yang ingin menjadi desainer apparel resmi klub maupun di bidang lain di industri kreatif.
“Yang pertama adalah tekun. Tekun dulu, sama sukain apa yang dikerjain. Berkarya terus, nanti Insya Allah akan dilirik sama berbagai macam pihak. Jadi jangan nunggu kalau ingin berkarya, jangan disuruh dulu. Pecut diri sendiri aja untuk berkarya banyak. Nanti pasti dari jam terbang itu juga, karya-karyanya akan berubah. Mungkin dari yang tadinya biasa aja bakal jadi lebih baik. Dari yang tadinya oke pasti jadi akan lebih oke lagi. Itu aja pesan dari saya, karena yang saya lakukan juga gitu.”
Pantau terus perjalanan karir dan karya-karya Fajar Ramadhan melalui kanal media sosialnya di IG/ @fajarrusalem dan linktr.ee/fajarrusalem.