Indonesia punya banyak ahli animasi yang sudah mendunia. Salah satunya adalah Sashya Subono Halse, seorang animator perempuan asal Indonesia yang turut berkontribusi dalam pembuatan “A Minecraft Movie”.
Dalam proyek film ini, Sashya bertanggung jawab mengerjakan animasi wajah untuk karakter Piglins, Dennis (serigala peliharaan Steve), dan Zombie. Proses pengerjaan berlangsung sekitar enam bulan.
Sashya Subono sebenarnya bukan nama baru di dunia animasi. Namanya telah cukup banyak malang melintang di berbagai film-film populer di Hollywood.
Beberapa film besar yang pernah dia kerjakan adalah ‘Hawkeye’, ‘She-Hulk: Attorney at Law’, ‘Guardians of the Galaxy Vol. 3’, ‘Avatar: The Way of Water’, ‘Godzilla x Kong: The New Empire’, dan ‘Kingdom of the Planet of the Apes’.
Baca Juga: 10 Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa, “Jumbo” di Urutan Ketiga
Profil Sashya Subono Halse
Nama Sashya Subono Halse pertama kali menarik perhatian saat terlibat "Kingdom of The Planet Of The Apes". Sejak itu, sosoknya banyak dicari oleh media untuk dijadikan kisah inspiratif.
Sashya sendiri juga kerap membagikan perjalanan kariernya yang inspiratif, mulai dari kecintaannya pada animasi sejak kecil hingga pencapaiannya di industri film internasional.
Dari cerita Sashya, dia sudah menunjukkan minat yang besar pada animasi sejak kecil. Dilansir YouTube Catatanfilm pada 15 Mei 2024, Sashya seperti banyak anak-anak lain, tumbuh dengan menonton kartun.
“Aku sudah tahu aku ingin masuk ke dunia animasi dari kecil,” ucapnya pada wawancara tersebut.
Saat dia memasuki usia SMP, Sashya pindah ke New Zealand. Di negara inilah Sashya terpesona dengan film-film besar seperti Avatar dan trilogi Lord of the Rings, yang semuanya memiliki basis produksi di negara tersebut.
“Tinggal di negara yang bikin film, itu keren banget,” ujarnya.
Karena jatuh cinta pada film, Sashya memutuskan untuk mendalami dunia film dengan mengambil D1 di bidang film. Namun, ia merasa kurang cocok dengan pekerjaan di lokasi syuting dan lebih tertarik pada proses editing.
Sashya pun melanjutkan pendidikannya di bidang VFX dan Compositing. Inilah yang akhirnya membawanya pada minat khusus dalam animasi karakter dan mulai fokus di karakter animasi mulai tahun 2009.
Setelah menyelesaikan D3 di bidang 3D animation, Sashya kembali ke Indonesia dan bekerja sebagai freelancer. Selama periode ini, ia juga menyelesaikan S1 di salah satu universitas.
Ia sempat mengajar di SAE Institute di Jakarta dan menjadi Head of Department untuk animasi. Selain itu, Sashya terus mengasah keterampilannya di kursus online karakter animasi.
Kesempatan besar datang ketika keluarganya memutuskan untuk kembali ke New Zealand. Sashya mengambil S2 dan bekerja keras untuk mencapai targetnya menjadi animator di Weta Digital, studio efek visual terkenal.
Untuk menjadi seorang animator seperti sekarang, Sashya membutuhkan perjuangan yang tak mudah. “Walaupun ada tantangan, yang penting kita tetap belajar dan tidak berhenti mengejar mimpi,” katanya.
Terus berkarya, Sashya!
Baca Juga: 6 Film Animasi Indonesia Selain “Jumbo” yang Layak Ditonton