Dalam beberapa tahun terakhir, Jepang mengalami perubahan signifikan dalam dinamika hubungan dan pernikahan. Salah satu tren yang muncul adalah "friendship marriage" atau pernikahan persahabatan.
Friendship marriage adalah jenis pernikahan di mana dua individu memilih untuk menikah berdasarkan pertemanan, bukan romntisasi atau ketertarikan seksual. Pernikahan ini bisa melibatkan pasangan homoseksual maupun heteroseksual, dan sering kali berfokus pada tujuan praktis seperti dukungan emosional, stabilitas finansial, dan pengaturan hidup yang nyaman.
Awal Mula Friendship Marriage
Fenomena pernikahan ini mulai mendapat perhatian di Jepang sekitar satu dekade yang lalu. Meskipun konsep ini mungkin sudah ada secara informal sebelumnya, popularitasnya meningkat seiring dengan perubahan sosial dan ekonomi di negara tersebut. Banyak orang mulai mencari alternatif terhadap pernikahan tradisional yang sering kali dikaitkan dengan tekanan sosial dan harapan yang berat.
Faktor Friendship Marriege Membudaya
Friendship marriage muncul di Jepang sebab ada tekanan kuat untuk menikah dan memulai keluarga. Pernikahan ini memungkinkan individu untuk memenuhi ekspektasi sosial tanpa harus memasuki hubungan romantis yang tidak mereka inginkan.
Masyarakat Jepang juga semakin terbuka terhadap berbagai bentuk hubungan yang tidak mengikuti norma tradisional. Friendship marriage adalah refleksi dari nilai-nilai baru yang menekankan kebahagiaan individu dan kesejahteraan emosional.
Di lain sisi, bagi kebanyakan masyarakat Jepang memiliki teman dekat yang bisa dipercaya dan diandalkan lebih penting daripada cinta romantis. Friendship marriage menawarkan dukungan emosional dan praktis yang serupa dengan pernikahan tradisional.
Nilai lebih dari pernikahan yang menjadi tren ini juga banyak pasangan friendship marriage yang berbagi biaya hidup, membuat kehidupan sehari-hari lebih terjangkau. Ini sangat penting di kota-kota besar seperti Tokyo, di mana biaya hidup sangat tinggi.
Friendship Marriage VS Normal Marriage
Tidak seperti pernikahan biasa pada umumnya, friendship marriage didasarkan pada persahabatan dan kemitraan, sedangkan pernikahan biasa umumnya didasarkan pada cinta romantis dan ketertarikan seksual.
Pasangan yang menganut paham ini juga akan menetapkan perjanjian yang jelas mengenai aspek-aspek kehidupan bersama mereka, sementara pernikahan biasa sering kali mengikuti norma dan harapan sosial yang lebih umum.
Perbedaan paling signifikan dari friendship marriage adalah pasangan dalam hubungan ini sering kali memiliki tujuan praktis seperti dukungan finansial dan emosional, sementara pernikahan biasa sering kali melibatkan harapan romantis dan keinginan untuk membangun keluarga. Tujuan dari perjanjian tersebut adalah untuk memastikan bahwa kedua belah pihak merasa nyaman dan dihargai dalam hubungan tersebut.
Tren ini mencerminkan perubahan besar dalam pandangan masyarakat Jepang terhadap pernikahan dan hubungan. Ini menunjukkan bahwa semakin banyak orang yang mengutamakan kebahagiaan pribadi dan kesejahteraan emosional daripada mengikuti norma-norma tradisional.
Selain itu, tren ini juga menunjukkan fleksibilitas dan adaptabilitas masyarakat Jepang dalam menghadapi tantangan sosial dan ekonomi modern. Dengan memilih jalan ini, individu dapat menemukan cara baru untuk mencapai kepuasan hidup yang tidak terbatas pada pernikahan romantis.