Saat ini banyak istilah-istilah baru yang populer di kalangan anak muda, terutama generasi Z alias gen Z. Salah satu istilah baru yang sering digunakan oleh gen z akhir-akhir ini adalah Jam Koma. Apa arti Jam Koma?
Kata-kata ‘Jam Koma’ kini seringkali digunakan oleh netizen di berbagai media sosial. Fenomena ‘Jam Koma’ kini semakin umum di kalangan pekerja, terutama para gen z.
Penasaran dengan istilah ‘Jam Koma’ yang lagi hits di kalangan Gen Z? Temukan artinya dan apa yang menyebabkan fenomena ini!
Arti Jam Koma yang Viral di Kalangan Gen Z
Kata-kata ini sering digunakan oleh kalangan Gen Z di berbagai media sosial seperti X hingga TikTok. Kalau lo suka scroll di media sosial, pasti sering banget menemukan istilah ini.
Melansir unggahan akun Instagram Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemnaker RI), ‘Jam Koma’ bukan kondisi medis, melainkan fenomena kelelahan ekstrem yang membuat pekerja kehilangan fokus dan produktivitas.
‘Jam Koma’ dapat membawa dampak buruk terhadap seseorang yang mengalaminya. Mulai dari berkurangnya efisiensi kerja, meningkatkan resiko kesalahan, hingga menurunkan kreativitas.
Mengutip dari berbagai sumber lainnya, ‘Jam Koma’ juga diartikan ketika seseorang mengalami kelelahan kognitif yang ekstrem. Biasanya, fenomena ini dirasakan setelah seseorang menjalani banyak aktivitas yang intens.
Baca Juga: 5 Kosakata Gen Z Beserta Artinya dan Cara Penggunaanya
Gejala Kelelahan Kognitif
Kalau lomerasa kesulitan dalam hal produktivitas berasal dari kelelahan kognitif atau cognitive fatigue, lo bisa memperhatikan beberapa gejala yang mungkin lo rasakan.
Melansir dari Medical News Today, menurut psikolog berlisensi David Tzall, Psy.D, gejala kelelahan kognitif bisa beragam. Beberapa indikatornya yaitu kesulitan untuk berkonsentrasi dan tetap fokus saat melakukan tugas, membuat keputusan, dan mengikuti percakapan.
Kemudian, membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan tugas mental yang biasanya dilakukan seseorang dengan cepat. Manifestasi dari kelupaan dan kesulitan mengingat informasi atau peristiwa.
Indikator lainnya yaitu berkurangnya kemampuan untuk memecahkan masalah kompleks atau berpikir kritis, kreativitas terbatas, hingga kesalahan yang lebih sering terjadi. Jika mengalami sebagian besar ataupun semua gejala ini dalam kehidupan, maka kamu perlu mengistirahatkan mental dan mempertimbangkan untuk mencari bantuan dari luar.
Penyebab Kelelahan Kognitif
Ia mencatat, bahwa terdapat berbagai hal yang menjadi penyebab kelelahan kognitif. Diantaranya yaitu:
- Kelelahan dan kurang tidur, yang dapat mengurangi perhatian, ingatan, dan kemampuan mengambil keputusan.
- Tingkat stres yang tinggi dapat berdampak negatif kinerja kognitif, yang menyebabkan penurunan fokus, perhatian, dan ingatan.
- Beban kerja mental. Saat otak dipenuhi informasi atau tugas, memproses segala sesuatu secara efektif dapat menjadi tantangan.
- Penurunan kognitif terkait usia. Fungsi kognitif yang mungkin menurun secara alami ini menyebabkan penurunan kognitif lebih sering terjadi.
- Pad Kondisi medis tertentu, seperti penyakit Alzheimer, demensia, atau cedera otak dapat mempengaruhi fungsi kognitif.
- Multitasking, atau mencoba mengerjakan banyak tugas secara bersamaan dapat membagi perhatian dan mengakibatkan kinerja mental kurang optimal.
- Masalah kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan dapat mengurangi fungsi kognitif dan menyebabkan kesulitan berkonsentrasi dan mengingat.
- Faktor lingkungan seperti pencahayaan rendah, kebisingan berlebihan, dan faktor lingkungan lainnya dapat mengganggu proses kognitif.
- Nutrisi yang tidak memadai. Pola makan yang buruk dan kekurangan nutrisi dapat menghambat kesehatan otak yang optimal.
- Beberapa obat atau zat, seperti alkohol dan obat-obatan berbahaya dapat mempengaruhi kemampuan kognitif dan menyebabkan hilangnya penilaian dan ingatan.
Baca Juga: Siapa Gen Z Terkaya di Dunia? Berikut Daftarnya!
Bagaimana Cara Mengelolanya?
Konselor Marty A. Cooper, PhD, LMHC, NCC menjelaskan terdapat proses tiga langkah yang dapat membantu mengelola kelelahan kognitif:
- Berhenti sejenak. Menurutnya, ketika seseorang menyadari mereka merasa lelah, hal pertama yang harus dilakukan adalah menghentikan apa pun yang sedang dilakukan. Seseorang mungkin enggan beristirahat selama 5 atau 10 menit karena berpikir akan membuat pekerjaan terlambat. Namun, mengatasi kelelahan kognitif dan kembali bekerja dengan segar akan membantu mendorong pekerjaan yang lebih efektif dan efisien.
- Kenali Pemicunya. Ketika istirahat, merupakan saat seseorang memeriksa pikiran dan tubuhnya. Seseorang dapat mencoba memeriksa apa yang sedang dilakukan pikirannya.
- Menyesuaikan. Berdasarkan apa yang dipelajari pada proses sebelumnya, mereka dapat menyesuaikan untuk melepas diri dari kepenatan. Seperti beristirahat sejenak dari rangsangan dan aktivitas seperti mematikan komputer dan perangkat elektronik lainnya, meredupkan lampu, menghilangkan suara eksternal seperti tv, dan slowin down atau lambat.
Pencegahan
Cooper mengungkapkan sejumlah tip untuk membantu mencegah kelelahan kognitif atau yang kini populer disebut ‘Jam Koma’. Diantaranya yaitu:
- Tidur yang cukup, sebab kelelahan kognitif dapat terjadi ketika seseorang tidak cukup tidur.
- Menjadwalkan istirahat, agar pikiran dan tubuh punya kesempatan untuk menyegarkan diri sepanjang hari. Terlalu banyak jadwal maupun tuntutan yang saling bertentangan juga dapat menyebabkan seseorang mengalami kelelahan kognitif.
- Olahraga teratur dapat melepaskan semua zat yang membuat senang di otak dan membantu mencegah kelelahan. Termasuk latihan kesadaran seperti meditasi yang dapat merelaksasi dan membantu untuk fokus.
Nah itulah arti istilah ‘Jam Koma’ yang saat ini sedang hits di kalangan Gen Z. Setelah membacanya, apakah lo pernah mengalami fenomena serupa?
Baca Juga: Arti FOMO, YOLO, dan FOPO yang Trending di Media Sosial