Pernahkah lo meledak atau marah secara tiba-tiba tanpa sebab yang jelas. Atau mungkin, lo merasa kesepian meski dikelilingi banyak orang? Bisa jadi, itu adalah suara inner child. Tapi apa arti inner child sesungguhnya?
Inner child atau yang sering disebut sebagai anak batin, adalah bagian dari diri kita yang terbentuk sejak masa kanak-kanak. Pengalaman masa kecil, baik yang menyenangkan maupun menyakitkan.
Hal itu membentuk karakter dan emosi yang kita bawa hingga dewasa. Sayangnya, luka batin yang belum sembuh tersebut bisa terus menghantui kita selama hidup.
Bayangkan saja, kita semua pernah menjadi anak-anak yang polos dan rentan. Ketika kita mengalami trauma atau pengabaian, luka itu terus tertanam dalam diri kita.
Namun banyak orang tumbuh dewasa tanpa tahu dan kenal tentang dirinya sendiri. Banyak orang kemudian mudah sekali merasa tersinggung, marah dan berteriak, bahkan dengan mudah memutus hubungan sosial.
Apa Arti Inner Child?
Inner child merupakan hasil dari pengalaman masa kecil yang membentuk kepribadian seseorang saat ini. Dalam bahasa psikologi, inner child dapat disebut sebagai ACEs (adverse childhood experiences).
Seiring bertambahnya usia, seseorang akan mengalami pertumbuhan fisik maupun mental. Namun, terdapat aspek dalam diri yang tidak ikut tumbuh dewasa dan tetap dipertahankan, sisi itulah yang disebut inner child.
Baca Juga: Apa Arti Pick Me dalam Bahasa Gaul?
Setiap orang memiliki perjalanan hidup yang berbeda-beda. Beberapa di antara pengalaman tersebut mungkin ada yang menyebabkan luka dan tantangan.
Nah, sisa-sisa luka dari masa kecil ini dapat berdampak pada pembentukan karakter secara di masa dewasa. Termasuk berpengaruh pada cara pengambilan keputusan dan interaksi sosial dengan lingkungan sekitar.
Karena itu, penting untuk mulai mengenali, menerima, serta berhubungan dengan inner child. Hal ini dapat membantu memahami bagaimana pengalaman masa kecil mempengaruhi kehidupan sebagai orang dewasa.
Penyebab Inner Child
Penyebab inner Child mungkin berbeda-beda. Namun dapat dikatakan bahwa inner child adalah luka karena pengalaman traumatis di masa lalu yang akhirnya berdampak negatif bagi pembentukan karakter seseorang.
Mungkin buat beberapa orang, inner child tidak terlalu berdampak negatif pada saat mereka dewasa. Namun dalam beberapa kasus, inner child dapat berujung pada ketidakstabilan kondisi mental yang dapat berlangsung lama.
Beberapa penyebab inner child yang perlu diperhatikan adalah:
- Korban bullying
- Korban bencana alam
- Faktor genetik
- Kekerasan baik verbal, fisik, emosional, dan seksual
- Penyakit kronis
- Kecelakaan lalu lintas
- Perceraian orang tua
- Hubungan dengan orang tua yang kurang harmonis
- Penyalahgunaan obat dan alkohol
- Konflik kemanusiaan sehingga harus hidup dalam pengungsian
- Terisolasi dari dunia luar
- Riwayat gangguan mental di keluarga
- Kehilangan orang terdekat
Rata-rata penyebab inner child terluka adalah hal-hal personal, seperti peristiwa traumatis di masa kecil. Secara tidak langsung hal itu dapat membuat seseorang menutup diri dan berisiko mengalami gangguan psikologis lainnya seperti depresi dan anxiety disorder.
Tanda Inner Child Terluka
Tanda-tanda inner child terluka dapat dilihat dari perilaku seseorang sehari-hari. Beberapa rutinitas seseorang berikut ini dapat menjadi ciri-ciri bahwa inner child mereka terluka.
Sangat terikat dengan orang tertentu karena merasa takut ditinggalkan.
- Merasa bersalah jika memberikan suatu batasan dari diri sendiri kepada orang lain.
- Sulit menyelesaikan suatu aktivitas.
- Tidak berani beropini dan menunjukkan perasaan yang sebenarnya.
- Terdapat suatu kecenderungan untuk mencurigai orang lain.
- Terlalu keras mengkritik diri sendiri.
- Tidak ingin terlibat dalam suatu konflik.
- Tidak percaya diri (insecure) dengan bentuk tubuh sendiri.
- Cemas ketika berhadapan dengan hal-hal baru.
- Selalu berusaha keras untuk menjadi yang terdepan.
- Selalu berusaha untuk menyenangkan orang lain.
Bagaimana Menyikapi Inner Child?
Cara paling benar untuk menyikapi inner child adalah dengan menyembuhkannya. Namun menyembuhkan inner child tentu bukan perkara yang mudah.
Menyembuhkan inner child yang terluka adalah sebuah proses yang panjang dan sebuah perjalanan yang sangat personal. Setiap orang memiliki inner child masing-masing dengan kondisi yang berbeda-beda.
Kalau lo ingin menyembuhkan inner child lo, hal pertama yang perlu lo sadari adalah bagaimana hubungan lo dengan inner child yang lo punya. Apakah lo sudah menyadarinya? Apakah lo sudah menerima inner child lo?
Salah satu sikap yang perlu dibangun untuk menyembuhkan inner child adalah dengan menerima, merangkul, memperhatikan, dan mencintai inner child. Proses penyembuhan tidak akan berjalan lancar kalau lo masih denial.
Psikolog klinis Amerika Stephen A. Diamond mengatakan seseorang membutuhkan waktu untuk memahami dan mendengarkan inner child pada diri sendiri.
Kebutuhan akan cinta, kasih sayang, penerimaan, pengasuhan serta merasa dipahami oleh orang lain adalah bagian inner child yang harus tercukupi bagi setiap orang, tentunya dengan kadar yang berbeda-beda.
Hal ketiga yang perlu lo lakukan adalah tidak mengabaikan inner child yang lo punya. Hal itu justru akan menjadi rantai derita yang tidak berujung hingga lahir generasi berikutnya.
Putus rantai tersebut hanya pada lo. Jangan turunkan rasa sakit tersebut pada generasi lo selanjutnya dengan cara menerima, menyadari, dan mengakui inner child yang lo punya.
Hal ini adalah salah satu tanda bahwa lo sudah dewasa. Dengan menyadari adanya inner child, lo dapat mengetahui batasan-batasan diri agar emosi, perilaku dan hubungan sosial lo lebih stabil.
Namun yang perlu diingat, artikel ini hanya sebagai edukasi dan bukan untuk menggantikan diagnosis dari profesional. Kalau lo merasa memiliki masalah dengan inner child, sebaiknya lo minta bantuan profesional, ya!
Baca Juga: Frugal Living dan Minimalis: Gaya Hidup Sederhana dan Hemat