Indonesia menggandeng Singapura dan beberapa negara ASEAN lain untuk mendaftarkan kebaya sebagai warisan budaya tak benda UNESCO.

Lima negara yang mengajukan nominasi ini: Indonesia, Singapura, Brunei Darussallam, Malaysia, dan Thailand, telah menyepakati pencalonan ini dalam FGD yang diikuti perwakilan para menteri luar negeri dan dinas kebudayaan masing-masing negara.

Itje Chodidjah, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, menyebutkan bahwa pencalonan bersama ini dilakukan sebagai soft diplomacy antar negara. Selain itu, perlu disadari bahwa arus budaya yang dinamis menyebabkan pemakaian kebaya menyebar sehingga tidak hanya milik Indonesia saja.

Pencalonan bersama membantu Indonesia mengajukan warisan budaya tak benda lebih sering. Untuk pencalonan sendiri atau single nomination, satu negara hanya bisa mengajukan satu warisan budaya tiap dua tahun. Dalam joint nomination, satu negara bisa mencalonkan warisan budayanya sekali setiap tahun.

Selain kebaya, saat ini Indonesia masih memiliki tiga berkas non-aktif warisan budaya tak benda yang mengantri untuk didaftarkan ke UNESCO yaitu reog, tenun, dan tempe serta satu berkas aktif yaitu budaya sehat jamu.