Barang preloved belakangan menjadi daya tarik tersendiri oleh banyak orang. Alih-alih membeli barang baru, banyak orang memilih untuk membeli barang preloved dengan harga yang relatif lebih terjangkau. Apa sih arti preloved?
Namun ternyata bukan hanya soal harga, banyak orang lebih memilih untuk membeli barang preloved karena kondisinya masih sangat baik, bahkan banyak yang masih memiliki tag.
Tak sedikit juga orang mendapatkan koleksi unik dan otentik dari barang-barang preloved. Karena itu, kini, membeli barang preloved tak lagi dianggap sebagai sesuatu yang tabu, justru menjadi tren.
Bukan hanya produk pakaian, atau fashion item lainnya, namun juga bisa berupa barang rumah tangga, hingga kendaraan. Lantas, apakah kamu mengetahui arti barang preloved tersebut dan apa perbedaannya dengan barang bekas?
Yuk kita cari tahu apa itu preloved dan bedanya dengan barang bekas.
Arti Preloved, Bedakah dengan Barang Bekas?
Mengutip Cambridge Dictionary, preloved merupakan bukan barang baru dan sudah pernah digunakan sebelumnya. Kata preloved digunakan terutama ketika menjual suatu barang untuk menghindari penggunaan kata ‘bekas’.
Sementara itu, melansir dari Dictionary.com, preloved merupakan kata informal yang menggambarkan suatu barang yang sebelumnya sudah dimiliki. Biasa digunakan untuk barang yang dijual untuk menghindari penyebutan barang bekas atau secondhand.
Penggunaan kata preloved awalnya digunakan pada tahun 1970-an. Sebelum preloved, kata preowned telah digunakan sekitar tahun 1930-an.
Baca Juga: IdeaFest 2023 “Lead the Leap” Dorong Kreator Pimpin Revolusi Kreatif dengan Kolaborasi dan Inovasi
Preloved juga digunakan karena menghubungkan perasaan sentimental dari pemilik sebelumnya terhadap barang tersebut. Penggunaan kata preloved menunjukkan barang itu tak hanya digunakan melainkan juga dirawat dengan baik.
Walaupun kata preloved sering digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang dijual, ternyata istilah ini juga bisa digunakan untuk sesuatu yang diberikan secara cuma-cuma. Misalnya, kamu ingin memberikan baju karena sudah tak muat lagi.
Perbedaan Preloved dengan Barang Bekas
Jika melihat penjelasan di atas, preloved maupun barang bekas pada dasarnya merupakan sama-sama sesuatu yang telah dimiliki dan digunakan oleh seseorang. Namun, terdapat perbedaan saat sang pemilik menggunakan perasaan sentimental terhadap barang tersebut.
Seperti yang telah disebutkan, preloved menunjukkan bahwa barang itu tak hanya digunakan, melainkan dirawat dengan baik. Oleh sebab itu biasanya kondisi barang preloved masih sangat baik karena dipakai dengan sepenuh hati oleh pemiliknya.
Bisa juga, barang preloved merupakan barang yang belum lama digunakan sehingga kondisinya masih mirip baru. Atau mungkin bisa juga barang yang sudah lama dimiliki namun tidak pernah dipakai sama sekali.
Dari penjelasan diatas, bisa disimpulkan bahwa perbedaan preloved dengan barang bekas bisa dilihat dari segi riwayat penggunaan dan juga kualitas barang. Dari segi pemakaian, kondisi barang preloved harus memiliki nilai kebaruan dan dalam kondisi yang baik karena dirawat selama pemakaian pemilik lamanya.
Sementara itu, apabila barang tersebut belum lama dipakai namun kondisinya sudah tak layak, mungkin barang tersebut tak bisa dikategorikan sebagai preloved. Sebab, barang preloved dirawat dengan baik dan hati-hati berapapun usianya.
Baca Juga: Tren Fashion yang Tidak Pernah Ketinggalan Zaman
Tren Pakaian Bekas
Menggunakan pakaian bekas saat ini seolah menjadi tren dan bukanlah hal yang memalukan. Sebagai informasi, penjualan pakaian bekas diperkirakan akan mencapai sepersepuluh dari pasar mode global tahun depan.
Hal itu disebabkan karena krisis biaya hidup dan adanya rasa khawatir akan keberlanjutkan. Sehingga mendorong konsumen beralih ke pakaian bekas pakai.
Mengutip The Guardian, Penjualan global pakaian bekas melonjak 18% tahun lalu menjadi $197 miliar dan diperkirakan akan mencapai $350 miliar pada tahun 2028, menurut laporan oleh GlobalData untuk resale spesialis ThredUp.
Tonggak sejarah ini diperkirakan akan tercapai setahun lebih lambat dari yang diperkirakan, karena pertumbuhan global masih sedikit di bawah perkiraan sebelumnya. Meski begitu, pasar barang bekas AS tumbuh tujuh kali lebih cepat daripada penjualan ritel fashion secara keseluruhan, yang penjualannya tetap stabil pada tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya.
James Reinhart, salah satu pendiri dan kepala eksekutif ThredUp, menyampaikan, sektor penjualan terus tumbuh di pasar yang sulit karena sektor ini ‘lebih tangguh’ ketika anggaran rumah tangga tertekan oleh tagihan energi dan makanan yang lebih tinggi.
"Orang-orang cenderung berbelanja barang bekas untuk mendapatkan nilai lebih,” ucapnya.
Ia mengatakan, minat terhadap barang bekas tidak hanya terbatas pada pembeli muda yang mencari barang-barang yang modis, tetapi mulai ‘meliputi berbagai generasi.
Laporan tersebut menunjukkan lebih dari separuh dari semua pembeli telah membeli barang bekas tahun lalu, meskipun angka tersebut meningkat menjadi 65% dari generasi Z dan millennial, yaitu mereka yang berusia antara 12 dan 43 tahun.
Sementara itu, hampir dua dari lima – 38% konsumen mengatakan mereka berbelanja barang bekas untuk membeli merek-merek mewah.
Melihat penjelasan di atas, apakah lo termasuk yang sering membeli barang preloved, atau lebih memilih untuk membeli barang baru, nih?
Baca Juga: ÅLAND Buka Toko Pertama di Indonesia, Hadirkan Tren Korea