'}}
Mengenal Sashya Subono: Animator Indonesia Di Balik Film Avatar, Godzilla, dan Planet of the Apes
May 26, 2024

Di balik kedasyatan kualitas visual film-film Hollywood modern, terdapat tenaga kerja Indonesia yang talentanya tidak kalah saing dengan kepiawaian seniman-seniman digital di luar negeri. Tak jarang mereka bekerja sama untuk menghasilkan film-film layar lebar dengan budget besar yang ditonton oleh masyarakat di seluruh dunia tiap tahunnya.

Salah satunya adalah Sashya Subono Halse, seorang animator Indonesia yang memiliki peran penting dalam mengembangkan kualitas visual super realistis dalam film Hollywood terbaru yang dirilis pada awal Mei ini, Kingdom of the Planet of the Apes

Volix berbincang-bincang dengan Sashya pada Selasa (21/5) untuk menggali lebih dalam terkait perannya dalam film tersebut.

Ia juga kilas balik perjalanannya hingga dapat bergabung dengan animation department Wētā FX, sebuah perusahaan visual effects (VFX) peraih penghargaan Oscars yang didirikan oleh Peter Jackson, sutradara di balik film-film Lord of the Rings dan film King Kong (2005).

Latar Belakang

Sebelum berkiprah dalam bidang animasi, Sashya sudah memiliki ketertarikan mendalam dengan film-film Hollywood yang berat di sisi animasi dan VFX sejak kecil. 

“Jadi awalnya, aku kecilnya suka nonton Buzz Lightyear di Toy Story, Lion King, that was my biggest inspiration. Terus karena aku grew up di sini (Selandia Baru), I get to see Gollum. Itu kan zaman-zamannya Lord of the Rings, Avatar yang pertama, pas aku kuliah,” ungkap Sashya.

Seiring tumbuh dewasa, ia sudah memiliki bayangan ke mana arah perjalanan karirnya akan membawanya. Ia menempuh studi D1 dan D3 di Selandia Baru yang fokus di bidang Film dan Televisi serta VFX/Animasi sebelum menginjak kepala tiga.

Setelah itu, ia sempat kembali ke Indonesia dan bekerja sebagai seorang pengajar dan academic coordinator dalam bidang animasi di SAE Institute selama enam tahun hingga ia memutuskan untuk mengincar S2 di Selandia Baru. 

Di usia kepala tiga, Sashya berhasil mengamankan posisi di Wētā FX setelah menyelesaikan studi S2 dan juga baru saja dikaruniai anak baru. Sejak itu, ia dan keluarganya menetap di Selandia Baru hingga titik ini demi mendukung pekerjaan barunya yang mengharuskannya untuk tinggal di negara tetangga Australia tersebut.

Berkarya Dengan Wētā FX

Diperlukan lebih dari sepuluh tahun bagi Sashya untuk dapat mengamankan posisinya sebagai seorang facial animator di Wētā FX. Ia juga merasa sudah memiliki kepiawaian sendiri dalam bidang facial animation atau animasi wajah sejak lama sehingga ia memilih untuk fokus di wilayah tersebut.

Selama beberapa tahun terakhir, Sashya telah terlibat di sejumlah proyek-proyek film Hollywood yang menampilkan VFX dan CGI berkualitas tinggi, terutama di bidang animasi wajah. 

  1. 1. Kingdom of the Planet of the Apes 
Source 20th Century Studios

Karya terbaru Sashya bersama rekan-rekan kerjanya di Wētā FX yaitu Kingdom of the Planet of the Apes, judul terbaru dalam franchise film klasik Planet of the Apes yang pertama muncul pada tahun 1968.

Film yang kini masih tayang di bioskop Indonesia ini menyuguhkan dunia fantasi/fiksi ilmiah yang hampir seluruhnya dibangun dengan bantuan efek komputer, terutama dalam merancang karakter-karakter kera pintar yang sudah menjadi unsur paling ikonik dalam franchise Planet of the Apes.

Sebagai seorang facial animator, Sashya bertanggung jawab untuk merangkai raut wajah dan ekspresi karakter-karakter kera tersebut serealistis mungkin, termasuk ketiga karakter utama film ini yaitu Noa, Proximus Caesar, dan Raka. 

Courtesy of Disney Indonesia

Salah satu bagian dari tugasnya yaitu menerjemahkan penampilan para aktor yang telah melalui tahapan motion capture atau mocap menjadi wujud kera.

Challenge yang paling aku alami itu bikin apes-nya ngomong tapi ga keliatan kayak ga bisa dipercaya, uncanny gitu,” jelas Sashya.

“Kita kan punya reference dari aktor-aktor tersebut yang main Noa, yang main Proximus, dari gerakan mereka dan kita harus translate gimana gerakan tersebut akan terlihat di apes.”

Untuk membantunya merangkai wajah-wajah karakter kera tersebut, ia juga sempat mengunjungi kebun binatang setempat sambil mengajak keluarganya di hari-hari senggang di mana ia bisa mengamati populasi kera di sana sebagai bahan referensi. Mulai dari gerak geriknya hingga bagaimana mereka berinteraksi dengan satu sama lain.

  1. 2. Godzilla x Kong: The New Empire
Source Warner Bros

Sebulan sebelum perilisan Kingdom, terdapat satu lagi judul film Hollywood baru yang dirilis yakni Godzilla x Kong: The New Empire. Judul ini merupakan film Godzilla tersukses sepanjang masa dengan peraihan box office lebih dari US$500 juta atau kurang lebih Rp8 triliun. 

Seperti halnya dalam proyek Kingdom, Sashya memiliki peran yang cukup penting dalam film ini sebagai seorang facial animator. Ia banyak merancang raut muka dan ekspresi karakter-karakter kera raksasa dalam film ini seperti Kong dan Suko.

Pengalamannya mengerjakan karakter-karakter kera raksasa dalam film ini sangat membantu Sashya dalam kerjanya di proyek Kingdom. Ia dibekali oleh referensi-referensi raut muka dan ekspresi kera yang kemudian ia jadikan inspirasi untuk mengerjakan Kingdom.

  1. 3. Avatar: The Way of Water 
Source 20th Century Studios

Avatar: The Way of Water seringkali disebut sebagai salah satu film Hollywood dengan kualitas visual terbaik sepanjang masa, atau setidaknya selama beberapa tahun terakhir. Tim Wētā FX sukses meraih penghargaan Oscars pada 2023 untuk kategori Best Visual Effects berkat peran besar mereka dalam sekuel film Avatar (2009) tersebut.

Film ini juga menandakan kali pertamanya Sashya mengemban jabatan sebagai seorang facial animator di Wētā FX. Walaupun tergolong sebagai proyek yang cukup ambisius, dirinya tetap mampu bekerja hingga menghasilkan karya yang terbaik hingga diakui oleh pihak pengelola Academy Awards.

Source Instagramsashyasubono

Sashya juga mendeskripsikan suasana kantornya di malam timnya memenangkan penghargaan bergengsi tersebut.

Euphoria-nya tuh bener-bener yang semuanya pas lagi pengumuman ga ada yang di kantor, ga ada yang di tempat duduk, semuanya di hall-nya gitu, kan kita gedungnya banyak. Di gedung aku itu, karena kita kerja keras banget untuk Avatar, pas menang tuh jerit-jeritnya udah kayak menang bola. Yang heboh banget gitu,” ungkap Sashya.

Alhasil, perannya dalam film ini juga membuka pintu untuk terlibat dalam proyek-proyek Hollywood selanjutnya yang berat di sisi visual dan animasi wajah, termasuk Godzilla dan Kingdom.

  1. 4. Proyek-Proyek Marvel Cinematic Universe
Source Marvel Studios

Di tahun-tahun awal bergabungnya dirinya dengan Wētā FX, Sashya sempat terlibat dalam pengerjaan beberapa judul terbaru Marvel Cinematic Universe (MCU), franchise film dan televisi tersukses sepanjang masa.

Ia bergabung dalam tim yang mengerjakan tiga proyek MCU, yakni film Guardians of the Galaxy Vol.3, serial She-Hulk, dan serial Hawkeye. Namun, beda halnya dengan posisinya di film lain yang telah disebut di atas, dirinya bekerja sebagai seorang match proof artist untuk proyek-proyek tersebut.

Keterlibatannya dalam proyek-proyek tersebut akhirnya membantunya untuk mendapatkan posisi sebagai seorang facial animator di Wētā FX.

Pesan dan Refleksi

Menempuh perjalanan hingga berperan besar dalam pengembangan berbagai proyek Hollywood kenamaan memang tidak mudah dan membutuhkan waktu lama, tapi tentunya tidak mustahil untuk dilakukan.

Salah satu hal yang paling disyukuri Sashya setelah mencapai titik ini yaitu telah membanggakan orang tuanya yang sampai sekarang tetap mendukung dirinya dan karya-karyanya selama mereka tinggal di bawah atap yang sama di Selandia Baru.

Sashya bersama orang tuanya Source Instagramsashyasubono

“Aku kemarin baru bawa papa mama nonton Apes, dia tuh heboh banget yang biasanya papa ga nonton-nonton film. Dia bukan orang film, tapi kemarin dia minta nonton. Terus kayaknya selama nonton tuh dia “Wah! Wah!” heboh banget. Itu bikin happy banget sih, worth it banget bisa bikin bangga orang tua,” ujar Sasya.

“Ini ga akan kecapai kalau bukan karena pemberian mereka juga, support mereka dari awal. Kalo gada support mereka, I don’t think I could be here right now.”

Selepas bekerja di Selandia Baru, Sashya juga mengungkapkan ketertarikannya untuk menjadi seorang pengajar atau konsultan apabila sedang berada di Indonesia, sebuah posisi yang sempat ia jalani selama beberapa tahun sebelum bekerja di Wētā FX.

Hal tersebut memberinya kesan sebagai seseorang yang ingin membagikan ilmunya kepada orang lain yang visinya sejalan dengan miliknya. 

Pada akhirnya, Sashya Subono Halse memang merupakan contoh istimewa yang dapat dijadikan sebuah inspirasi bagi para pemuda yang tidak hanya ingin sukses dalam karir, namun juga ingin mengubah impian masa kecil menjadi kenyataan.

“Kalau menurut aku, yang paling penting adalah jangan menyerah. Mau dibilang ga ada duit untuk belajar di luar, dulu aku juga ga ada duit waktu di Indo untuk belajar di luar. Aku literally kerja, gajinya untuk bayar kursus online jadi animator. That’s what I did. Jadi ga akan ada barrier yang ga bisa kamu terobos kalo kamu kerja keras.”


See other posts

'}}
Lays, Doritos, Cheetos akan Kembali ke Indonesia
'}}
NASA Is Seeking Volunteers For Mars Simulation.
'}}
The Founder Fest akan Jadi Ajang Kumpul Wirausawahan Indonesia