Sejak pertama kali dirayakan pada tahun 1970, Hari Bumi atau "Earth Day" telah mendorong banyak perkembangan untuk melestarikan planet bumi dan lingkungan hidup. Hari Bumi dirayakan oleh masyarakat dunia setiap tanggal 22 April. Tahun ini, kita merayakannya dengan mendorong pengurangan penggunaan plastik di dunia.
Penelitian terbaru di jurnal Science Advances mengungkapkan, selama 60 tahun terakhir, manusia telah memproduksi 8 miliar ton plastik. Diperkirakan 90,5 persennya belum didaur ulang dan masih ada di dunia ini. Sebagai perbandingan, di tahun 1950 dunia hanya memproduksi 2 juta ton plastik. Kampanye "Planet vs Plastic" menuntut pengurangan produksi plastik sebesar 60% ditahun 2040.
Diperkirakan, lebih dari satu juga botol plastik terjual setiap menitnya. Setiap tahunnya, sekitar 11 juta ton sampah plastik dibuang ke laut. Hanya 9% dari plastik yang pernah diproduksi melalui proses daur ulang. Plastik, karena sifatnya yang panjang umur, bisa membutuhkan ratusan tahun untuk terurai. Hal ini menjadi masalah karena ia kini menjadi sampah di mana-mana.
Pentingnya plastik dalam hidup masyarakat di seluruh dunia membuatnya tidak bisa lepas dari semua segi kehidupan. Plastik ada di dalam pakaian yang kita pakai, tas yang kita sandang, bahkan bungkus makanan yang kita konsumsi. Belakangan diketahui bahwa polusi mikroplastik masuk ke tubuh manusia lewat kontak barang-barang konsumsi ini. Sampahnya yang mengotori air juga membahayakan kehidupan hewan di laut, danau, dan sungai.
Saat ini Komite Negosiasi Antar Pemerintah PBB yang akan dihadiri di Ottawa, Kanada dari tanggal 23-29 April akan membahas instrumen hukum yang mengikat dunia internasional untuk berkomitmen demi memberantas polusi plastik, tertuama di lingkungan laut. Sementara itu, masyarakat sipil bisa berkontribusi mengurangi penggunaan plastik dengan memilah sampah, mendaur ulang, menggunakan peralatan makan yang bisa digunakan kembali, dan mengurangi pembelian fast fasion.