Asmara Abigail kembali menunjukkan kebolehannya dalam dunia teater melalui pementasan PLACEBO oleh Stock Teater. Dalam teater ini, Asmara berperan sebagai seorang influencer yang berada di tengah kegelisahan antara realitas dan virtualitas, sebuah tema yang diusung dengan konsep Cinematic Theatre.
Teater PLACEBO adalah bagian dari program Djakarta International Theater Platform yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta. Menariknya, pementasan ini menggabungkan teknologi Artificial Intelligence (AI), film, dan video mapping, sehingga menghadirkan pengalaman panggung yang unik dan inovatif.
Asmara Abigail dan Tantangan Bermain di PLACEBO
Asmara Abigail mengaku bahwa terlibat dalam proyek ini adalah sebuah tantangan baru baginya. "Kenapa aku mau ambil projek ini? Karena menantang, dan sesuatu yang baru," ujar Asmara. Meskipun ini bukan kali pertama Asmara tampil di panggung teater, perannya di PLACEBO kali ini memiliki porsi yang sangat besar, yang membuatnya harus benar-benar menguasai teknik panggung, vokal, dan pernapasan.
Ketika ditanya tentang perannya sebagai influencer dalam pementasan ini, Asmara menuturkan, "Aku berperan sebagai influencer di PLACEBO. Dimana kalau influencer bisa nyerocos sejam, dengan Instagram live gitu. Mungkin kalau aku itung ya, ada kali 20 halaman."
Asmara juga berbagi tentang rasa takut yang ia rasakan saat berperan dalam teater ini, "Aku juga takut, menurut aku sebagai seniman rasa takut itu bagus ya. Artinya stepping up our game." Baginya, perasaan ini mendorongnya untuk terus belajar dan meningkatkan kemampuannya di dunia seni peran.
Teknologi dan Esensi Kemanusiaan dalam PLACEBO
PLACEBO menyajikan pertanyaan mendalam tentang hubungan antara teknologi dan esensi kemanusiaan. Asmara Abigail merasa bahwa teknologi, seperti yang ditampilkan dalam teater ini, adalah evolusi dari peradaban manusia. "Itu semua kan evolusi dari peradaban manusia. Yang susah kan gimana kita wise enough atau educated enough menggunakan teknologi ini dengan baik," ungkapnya.
Pementasan ini tidak hanya menampilkan sisi dramatis dari teknologi, tetapi juga mengajak penonton untuk merenungkan apakah kita sebagai manusia masih mengendalikan dunia virtual, atau justru kita yang dikendalikan oleh sistem.
Di bawah arahan Totos Rasiti, Asmara Abigail berhasil menampilkan peran yang kuat dan memikat. "Buat teman-teman yang memang pecinta teater, aku rasa PLACEBO menarik banget, apalagi versi panggung ya. Sebagai penutupan Djakarta International Theater Platform, menurut aku worth to watch," ujarnya.
Asmara berharap, dengan adanya unsur teknologi canggih seperti video mapping dan AI, penonton dapat lebih terkesima dan bangga bahwa teater Indonesia mampu menghadirkan pementasan berkualitas tinggi.
Pementasan PLACEBO menjadi bukti nyata bagaimana seni teater mampu beradaptasi dan berevolusi dengan teknologi, menciptakan pengalaman yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memprovokasi pemikiran mendalam tentang masa depan manusia dan teknologi.