Memasuki bulan Sya’ban 1446 Hijriah, umat islam di berbagai daerah pun mulai bersiap menyambut bulan suci Ramadhan. Menuju bulan yang selalu dinantikan kehadirannya ini, alangkah baiknya jika dimanfaatkan sebagai momen memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Puasa 2025 berapa hari lagi?
Tak heran jika banyak yang menanti kapan penetapan awal puasa Ramadhan, bulan istimewa dimana umat islam akan menunaikan ibadah puasa. Di Indonesia, awal Ramadhan ditentukan melalui berbagai metode.
Diantaranya adalah dengan pengamatan hilal dan berbagai metode perhitungan lainnya. Ramadhan 1446 Hijriah semakin dekat, lalu berapa hari lagi menuju puasa ramadhan 2025? Dihimpun dari berbagai sumber, simak penjelasan versi pemerintah, NU, dan Muhammadiyah!
Baca Juga: Daftar 27 Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2025, Banyak Long Weekend!
Penetapan Awal Ramadhan 2025 oleh Pemerintah
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama (Kemenag) akan menetapkan awal Ramadhan 2025 setelah melakukan sidang isbat. Biasanya, sidang isbat dilakukan pada tanggal 29 Syaban. Dalam kalender Masehi tahun ini, waktu tersebut jatuh pada tanggal 28 Februari 2025.
Dalam sidang isbat, pemerintah menggunakan dua metode utama untuk menentukan awal bulan Ramadhan. Diantaranya adalah hisab yaitu perhitungan astronomi dan rukyat (pengamatan hilal). Pengamatan hilal ini dilakukan di berbagai titik sejumlah wilayah Indonesia.
Apabila hilal terlihat di beberapa lokasi, maka awal Ramadhan akan ditetapkan pada keesokan harinya. Namun jika hilal belum terlihat, maka bulan Syaban akan disempurnakan menjadi 30 hari.
Dalam kalender hijriah yang telah diterbitkan oleh Kemenag, awal Ramadhan 1446 Hijriah diperkirakan akan jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Meski begitu, keputusan jatuhnya awal Ramadhan 2025 ini tetap harus menunggu hasil sidang isbat terlebih dahulu.
Penetapan Awal Ramadhan 2025 oleh NU
Nahdlatul Ulama (NU) menggunakan metode kombinasi antara rukyat (pengamatan hilal) dan hisab (perhitungan astronomi) untuk menentukan awal Ramadhan. Biasanya, pengamatan hilal ini akan dilakukan di sejumlah titik strategis di berbagai wilayah Indonesia. Seperti di tempat-tempat tinggi yang memiliki visibilitas optimal terhadap hilal.
Setelah melakukan rukyat, Lembaga Falakiyah PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) akan mengumumkan hasil pengamatan hilal untuk menentukan awal Ramadhan 2025. Apabila rukyat dilakukan pada 28 Februari 2025, dengan hasil hilal terlihat, maka awal puasa akan dimulai pada 1 Maret 2025.
Jika hilal tidak terlihat saat rukyat, maka akan menyempurnakan bulan Syaban menjadi 30 hari. Walaupun NU belum mengumumkan secara resmi penetapan awal Ramadhan 2025, namun mungkin jadwal puasa menurut NU akan berbarengan dengan keputusan pemerintah.
Penetapan Awal Ramadhan oleh Muhammadiyah
Muhammadiyah, salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, telah menetapkan bahwa awal puasa Ramadhan 1446 Hijriah. Penetapan ini berdasarkan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) yang telah dikeluarkan oleh Muhammadiyah sejak 1 Muharram 1446 Hijriah.
Mengacu pada KHGT, awal Ramadhan akan dimulai pada Sabtu, 1 Maret 2025. Adapun kalender Hijriah terbitan Kemenag juga menunjukkan potensi tanggal yang sama untuk awal Ramadhan tahun ini.
Hal ini membuka kemungkinan awal puasa antara Muhammadiyah dan pemerintah akan bersamaan. Walaupun, keputusan final dari pemerintah akan tetap melalui ketentuan sidang isbat terlebih dahulu.
Meskipun ada peluang awal puasa dilakukan secara serentak, namun terdapat potensi perbedaan pada penentuan Idul Fitri 1446 Hijriah. Berdasarkan KHGT Muhammadiyah, Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1446 H jatuh pada Ahad, 30 Maret 2025.
Sementara pada kalender Hijriah Kemenag, menunjukkan tanggal 30 Maret sebagai hari ke-30 Ramadhan. Sehingga Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal akan diperkirakan jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.
Perbedaan ini berpotensi untuk terjadi karena metode penghitungan yang berbeda dalam menentukan awal bulan Hijriah. Dari penjelasan di atas, terlihat bahwa terdapat potensi awal puasa antara pemerintah, NU, dan Muhammadiyah akan dilakukan serentak pada tahun ini.
Meski begitu, terdapat peluang munculnya perbedaan pada penetapan Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1446 Hijriah. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan metode dalam menetapkan awal Bulan Hijriah.
Pemerintah, akan menetapkan awal bulan Ramadhan setelah melakukan sidang isbat. Pada sidang isbat, penetapan awal bulan Ramadhan akan dilakukan dengan metode hisab yaitu perhitungan astronomi dan rukyat (pengamatan hilal) di sejumlah titik wilayah Indonesia.
Sementara NU akan menggunakan metode kombinasi antara rukyat (pengamatan hilal) dan hisab (perhitungan astronomi) untuk menentukan awal Ramadhan. Pengamatan hilal ini dilakukan di berbagai titik sejumlah wilayah Indonesia.
Sementara Muhammadiyah, mengacu pada KHGT untuk menentukan awal Ramadhan 1446 Hijriah yaitu pada Sabtu, 1 Maret 2025. Adapun pada kalender Hijriah terbitan Kemenag juga menunjukkan potensi tanggal yang sama untuk awal Ramadhan tahun ini.
Penetapan awal Bulan Ramadhan ini menjadi hal yang dinanti oleh umat Islam. Mendekati bulan Ramadhan, baiknya kita mulai mempersiapkan diri untuk menunaikan ibadah puasa dan amalan sunnah lainnya.;