Karya seni “Comedian” buatan seniman Italia, Maurizio Cattelan yang dipajang di Museum Seni Leuum di kota Seoul, Korea Selatan mendapatkan perlakuan unik dari salah satu pengunjung. Karya beraliran satir yang terdiri dari pisang asli dan ditempel dengan lakban abu-abu ke tembok galeri itu dimakan oleh pengunjung bernama Noh Hyunsoo, seorang mahasiswa jurusan sastra dari Universitas Nasional Seoul, yang mengunjungi galeri tersebut pada Kamis, 27 April 2023.
Beberapa saat setelah Hyunsoo melepaskan pisang dari tembok pajangannya, pihak pengelola museum sempat menegurnya. Namun, Hyunsoo tetap menghabiskan pisang tersebut sembari direkam oleh temannya, Roh. Video hasil rekaman melalui smartphone tersebut kini menjadi viral setelah dilempar oleh Roh ke salah satu media broadcasting di Korea Selatan, KBS News.
Kabarnya, Cattelan telah mendengar bahwa karya seninya dimakan pengunjung. Namun, lewat juru bicara Museum Seni Leuum, ia mengaku tidak khawatir atas peristiwa tersebut serta tidak akan membawa kejadian ini ke jalur hukum. Setengah jam setelah kejadian tersebut, kulit pisang yang masih menempel langsung diganti dengan yang baru serta akan tetap dipamerkan di Museum Seni Leeum hingga 16 Juli 2023 mendatang. Pisang yang digunakan memang merupakan pisang asli dan tidak ditujukan untuk disantap secara komersil, sehingga pihak pengelola museum akan menggantinya secara rutin setiap 2-3 hari sekali.
Sebelumnya, insiden serupa terhadap karya “Comedian” milik Cattelan pernah terjadi pada 2019, tepatnya di acara Art Basel, kota Miami, Amerika Serikat. Kejadian itu dilakukan oleh David Datuna, seorang seniman yang berasal dari New York. Datuna kemudian memberikan julukan “hungry artist” kepada dirinya sendiri setelah memakan karya “Comedian”. Sehubungan dengan aksi ini, Datuna berpendapat bahwa interaksinya dengan karya “Comedian”, bukan aksi vandalisme melainkan sebuah bentuk kesenian. Lebih lanjut, acara Art Basel berhasil melelang karya “Comedian” sebanyak tiga kali dengan rentang harga US$120 ribu sampai dengan US$150 ribu atau sekitar Rp1,76 miliar hingga Rp2,2 miliar.
Penulis: Raffa Aryanda
Editor: Gisela Swaragita