Presiden Amerika Serikat, Donald Trump bekukan VOA pada Jumat (14/3). Ribuan karyawan media bernama lengkap Voice of America itu pun terdampak atas keputusan tersebut.
Ada lebih dari 1.300 karyawan VOA, termasuk jurnalis, produser, dan staf pendukung ditempatkan dalam cuti administratif berbayar. Keputusan ini juga berdampak pada media pemerintah AS lainnya seperti Radio Free Asia dan Radio Free Europe.
Akhir pekan lalu, ratusan staf yang bekerja di VOA dan media terkait menerima email yang memerintahkan mereka untuk tidak datang ke kantor. Mereka juga diminta untuk mengembalikan peralatan kerja serta kartu pers.
Voice of America merupakan salah satu media yang didanai Amerika Serikat. VOA dikenal sebagai salah satu media massa yang paling berpengaruh di dunia, dan memiliki jurnalis di berbagai negara.
Baca Juga: Harga Bitcoin Melonjak Rp1,3 M usai Donald Trump Menang Pilpres AS
Donald Trump Bekukan VOA Bagian dari Kebijakan Efisiensi
Keputusan Donald Trump itu disebut sebagai bagian dari kebijakan efisiensi besar-besaran yang diterapkan Trump, yang kini mempengaruhi sektor media pemerintah.
Pada Jumat, 14 Maret 2025, Trump mengeluarkan perintah eksekutif yang menargetkan US Agency for Global Media (USAGM) dan menyebutnya sebagai bagian dari “birokrasi federal yang dianggap tidak lagi diperlukan.”
Gedung Putih menyatakan bahwa pemotongan anggaran ini bertujuan untuk memastikan bahwa pajak rakyat tidak digunakan untuk propaganda radikal.
VOA dan jaringan media pemerintah AS lainnya telah beroperasi selama puluhan tahun. Selama ini dikenal luas sebagai alat untuk melawan pengaruh dan propaganda Rusia serta China di seluruh dunia.
Media-media ini memiliki peran penting dalam memperluas pengaruh AS melalui siaran berbahasa asing.
Banjir Kritikan
Langkah ini menuai berbagai kritik dari berbagai pihak, mulai dari Michael Abramowitz, Direktur VOA hingga National Press Club. Mereka menyebut keputusan itu sebagai ancaman terhadap pers yang bebas dan independen.
Direktur VOA, Michael Abramowitz, menyatakan keputusan Trump berdampak pada sekitar 1.300 staf yang terlibat dalam kegiatan operasional VOA.
“Untuk pertama kalinya dalam 83 tahun, Voice of America yang tersohor dibungkam,” kata Abramowitz.
Langkah ini dapat memicu perdebatan hangat di dalam dan luar negeri. Banyak pihak yang khawatir penghentian operasional VOA akan mengurangi pengaruh AS di dunia internasional dan melemahkan upaya untuk melawan disinformasi global.
Baca Juga: Publik Figur Tanggapi Vonis Bersalah Donald Trump Dalam Kasus Uang Tutup Mulut