'}}
Nightmares and Markers: Sal Priadi Tentang Album Barunya dan Akting Di Bawah Arahan Joko Anwar
June 22, 2024

Sepertinya, kau memang dari planet yang lain….Dikirim ke Bumi, untuk orang-orang sepertiku….

Bagi yang biasa berselancar di internet dan hobby menikmati video-video viral, potongan lirik di atas seharusnya sudah tidak asing lagi di telinga masing-masing..

Lirik tersebut berasal dari lagu terbaru Sal Priadi yang bertajuk “Dari Planet Lain.” Lagu tersebut menjadi populer karena sering digunakan sebagai backsound video-video viral dan alhasil semakin melambungkan nama Sal Priadi di dunia hiburan tanah air.

Kali ini, Volix berkesempatan untuk duduk bersama Sal pada Kamis (20/6) untuk membicarakan sensasi internet terbaru tersebut yang datang dari lagunya, sekaligus membahas tentang album studio barunya yang meliputi Dari Planet Lain. 

Dirinya juga membagikan pengalaman dan kesannya bermain peran dalam episode pertama serial Netflix terbaru karya Joko Anwar, ‘Nightmares and Daydreams.’

<em>Sal Priadi saat ditemui Volix di kawasan Sudirman Jakarta pada Kamis 206<em>

Markers and Such Pens Flashdisks

“Yang gue seneng adalah bagaimana mereka mengaitkan lagunya sama cerita-cerita yang mereka punya di dalam hidup mereka masing-masing. Relate banget,” ujar Sal saat menjelaskan tanggapannya tentang respon orang-orang terhadap lagu-lagu dalam album terbarunya, ‘Markers and Such Pens Flashdisks.”

Album tersebut baru saja dirilis pada akhir April 2024 dan kini telah didengar jutaan kali di Spotify. Terdiri dari total 15 lagu, Markers menawarkan sajian telinga bagi mereka yang lapar akan hiburan yang bernuansa real dan relatable, terutama bagi yang sedang menjalani hubungan romantis dengan pasangannya.

“Sampai hari ini masih terjadi, mereka menceritakan gimana mereka relate dengan lagunya dan pengalaman yang mereka punya saat mendengarkan lagunya,” lanjut Sal.

<em>Via Sal Priadi<em>

Sal mengaku bahwa untuk album kali ini, ia mencoba untuk menggarap lagu dengan cara yang berbeda dari sebelumnya dan telah menghabiskan beberapa tahun terakhir untuk menyempurnakannya. Contohlah Dari Planet Lain, dengan melodi dan liriknya yang tidak biasa sehingga akhir-akhir ini langganan dijadikan backsound untuk memes dan video-video viral di berbagai platform media sosial. 

Diluncurkan lebih dahulu pada Maret 2024 sebelum perilisan album secara keseluruhan, Dari Planet Lain mendapat sorotan yang lebih banyak dari orang-orang dan menjadi salah satu lagu paling banyak didengar dalam keseluruhan discography Sal. Berkat kepopulerannya, lagu tersebut kini sudah didengar lebih dari 7,8 juta kali di Spotify.

Sal tidak menyangka bahwa Dari Planet Lain akan menjadi se-viral itu, namun dirinya merasa bahagia karena lagu tersebut telah diterima secara positif oleh orang-orang dan terutama para penggemarnya. Ia pun menceritakan lebih lanjut tentang latar belakang penulisan lagu tersebut.

“Soal inspirasinya dari mana, itu dibuat sebagai tribut bagi orang-orang yang punya kriteria macem-macem dalam hidup, kayak pengen pasangannya ABCDEFG. Begitu datang satu orang yang emang agak unik dan aneh, ternyata justru dia yang bikin lo jatuh cinta. Itu kan lumayan sering ditemukan,” jelas Sal.

Tidak berhenti di situ, Sal mengungkapkan bahwa Dari Planet Lain hadir untuk mewakilkan orang-orang yang masih merasakan trauma atas kegagalan dalam hubungan lamanya yang kemudian dikenalkan kepada orang yang baru melalui cara-cara yang tidak diduga. Ia menekankan bahwa hal tersebut lah yang menjadi inti utama Dari Planet Lain.

Walau merasa bahagia akan ketenaran Dari Planet Lain, Sal berharap masyarakat dapat tetap memberi perhatian kepada 14 judul lagu lain yang tergabung di dalam album Markers, seperti “Kita usahakan rumah itu,” “Mesra-mesraannya kecil-kecilan dulu,” “Yasudah,” dan “Foto kita blur.”

Sebagai trivia unik tambahan, Sal menyebut bahwa Kita usahakan rumah itu merupakan lagu yang paling memungkinkan untuk dibuatkan sebuah film di antara semua judul di dalam album ini. Itu karena lirik-lirik lagu tersebut ia rancang sedemikian rupa untuk membangun sebuah naratif jelas yang berpotensi untuk dijadikan dasar penulisan cerita film.

Nightmares and Daydreams

Bicara soal film, selain sebagai musisi, Sal juga telah menghabiskan beberapa tahun terakhir menyelam ke dunia akting melalui beberapa proyek film dan televisi. Pada bulan Juni ini, ia kembali hadir di depan layar kaca melalui serial Netflix garapan Joko Anwar, “Nightmares and Daydreams.”

Dirilis pada Jumat (14/6), Nightmares and Daydreams merupakan proyek bergenre sci-fi supernatural yang terlahir dari ide-ide liar Joko Anwar yang namanya sudah luas dikenal berkat film-film horornya seperti “Pengabdi Setan,” “Perempuan Tanah Jahanam,” dan yang baru saja dirilis pada bulan April tahun ini, “Siksa Kubur.”

Salah satu kejutan serial ini bagi para penonton yaitu kehadiran Sal Priadi di episode pembuka yang berjudul “Old House,” di mana ia memainkan karakter montir bernama Bambang. Ini sekaligus menandakan kali pertamanya Sal bekerja sama dengan Joko Anwar untuk suatu proyek garapannya.

<em>Sal Priadi dan Ario Bayu dalam Nightmares and Daydreams Via Netflix<em>

Sal menceritakan lebih lanjut kesannya bermain dalam proyek Joko Anwar kali ini yang bisa dikatakan berbeda dan di luar nalar dari segi pembawaan ceritanya, mengingat bahwa unsur sci-fi supernatural sangat ditekankan dalam serial ini.

“Tim bang Joko menghubungi aku untuk undangan casting, terus aku berangkat untuk casting. Beberapa hari kemudian dipastikan soal perannya. Prosesnya seru banget karena terus terang salah satu orang yang aku pengen kerja bareng adalah bang Joko. Ternyata dia memberikan pengalaman yang unik. Cara casting-nya unik dan menyenangkan, cara kerjanya juga,” ungkap Sal.

Selebihnya, keseruan yang ia dapatkan saat proses pengambilan gambar datang dari pengalaman berkenalan dengan banyak aktor dan aktris yang hadir di episode pertama. Dalam salah satu adegan, dirinya berbagi layar dengan Ario Bayu dan Sha Ine Febriyanti, dua talenta akting ternama di Indonesia bersama banyak pemeran lainnya dalam satu ruangan.

Bermain peran merupakan tantangan tersendiri bagi Sal yang sejauh ini lebih berpengalaman dalam dunia seni vokal. Namun, ia menjadi lebih tertarik untuk mendalami seni peran sejak bermain dalam film “Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas” yang dirilis pada 2021. 

Bermain dalam sebuah tim dan belajar untuk bekerja sama dalam skala yang besar seperti dalam suatu produksi film merupakan salah satu hal mengapa ia ingin melabarkan sayap di dunia akting sebagai seorang aktor. 

Beda halnya dengan menjadi seorang musisi, di mana skala kerjanya cenderung lebih kecil dan dirinya diberi kebebasan yang lebih banyak untuk berkreasi. Paduan dua pengalaman yang berbeda tersebut membuatnya nyaman untuk berkarya di dua dunia yang berbeda.

Di Luar Peran dan Vokal

Walau sudah berkesempatan untuk menyelami dunia peran dan vokal, Sal tidak menutup kemungkinan bahwa dalam waktu yang akan datang dirinya akan mencoba bidang baru lainnya untuk mengembangkan diri sebagai seorang seniman.

Ia mengaku bahwa dirinya merupakan seseorang yang suka berekspresi melalui medium yang berbeda-beda. Tidak hanya sebatas musik, namun juga film, panggung, dan lainnya. Ia bahkan mengungkapkan minat untuk terjun ke dalam bidang penulisan suatu saat nanti.

“Ada pikiran untuk ke sana (menulis buku). Itu jadi sesuatu yang menarik lagi kan? Yang bikin aku tertarik, kayaknya mau nulis soal dongeng-dongeng gitu sih. Dongeng anak juga, fantasi lah...”


See other posts

'}}
Robot humanoid Tesla bisa Beristirahat dan Melakukan Yoga Setelah Seharian Sibuk Bekerja
'}}
World’s Largest Astronomy Museum Has Opened In Shanghai.
'}}
Penerjun Payung Tertua di Dunia Tutup Usia Seminggu Setelah Pecahkan Rekor